Pusat Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Badan Standardisasi Nasional (Pusrisbang BSN) bekerjasama dengan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) menyelenggarakan Kegiatan Webinar Pengenalan Standardisasi, Penilaian Kesesuaian dan Metrologi bagi Generasi Muda Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2020 melalui aplikasi zoom webinar.
Kepala Pusrisbang BSN Dr. Yopi, menyampaikan peran standardisasi dalam mendukung pengembangan keilmuan generasi muda di Indonesia. “Peranan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di lingkup Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) sangat penting dalam mendukung inovasi dan teknologi jika memiliki kompetensi yang unggul. Kompetensi yang dibutuhkan antara lain pengetahuan, keahlian dan karakteristik”, ujar Yopi.
Webinar menghadirkan dua pembicara, yakni Kristiati Andriani, ST., MM, Kepala Bidang Pengembangan SDM SPK BSN dan Heri Kurniawan, ST., M.Sc, Kepala Subbidang Program dan Evaluasi Pengembangan SDM SPK BSN.
Selanjutnya, Kristiati Andriani memaparkan mengenai pengantar standardisasi dan penilaian kesesuaian. Dalam paparannya, standar telah menjadi bagian dari kebudayaan manusia sejak zaman pra modern. Selanjutnya, kemajuan dalam revolusi industri membawa kemajuan pesat di bidang transportasi, telekomunikasi dan kelistrikan hingga melahirkan lembaga standardisasi internasional seperti International Electrotechnical Commision (IEC), International Telecomunication Union (ITU), International Organization for Standardization (ISO), dan Codex Alimentarius Commision (CAC).
“Pengembangan standar dikembangkan oleh ahli-ahli yang tergabung dalam komite teknis. Para ahli tersebut menyusun draft standar selanjutnya disebarkan kepada para anggota komite teknis yang berkepentingan untuk memberikan tanggapan. Jika konsensus berhasil dicapai, maka draft standar tersebut akan menjadi standar.” tambah Kristiati Andriani.
Mengakhiri paparannya, beliau menyampaikan bahwa penilaian kesesuaian diperlukan untuk membuktikan secara obyektif dan relevan bahwa sebuah produk, proses, jasa, sistem, personel atau lembaga memenuhi persyaratan yang ada dalam standar. Pelaksanaan tugas dan fungsi BSN khususnya dalam penilaian kesesuaian dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Sementara itu, Heri Kurniawan menjelaskan mengenai peran metrologi dalam mendukung standardisasi dan penilaian kesesuaian. “Metrologi telah diterapkan sejak zaman kuno. Sebagai contoh, adanya kegiatan metrologi berupa penetapan standar pengukuran panjang yang digunakan untuk pembangunan piramida.” ujar Heri.
Heri menambahkan metrologi merupakan ilmu pengetahuan tentang pengukuran dan penerapannya. Dalam pelaksanaannya, metrologi dapat dikategorikan menjadi metrologi ilmiah, metrologi legal dan metrologi industri.
Paparan diakhiri dengan penjelasan mengenai ketidakpastian pengukuran. Beliau menerangkan bahwa data-data yang didapatkan dari hasil penimbangan hanya merupakan estimasi. Estimasi hasil penimbangan masih mengandung keragu-raguan. Keragu-raguan yang diperoleh dari hasil pengukuran dapat diartikan sebagai nilai ketidakpastian. Ketidakpastian itu sendiri dapat diartikan ukuran reliabilitas suatu hasil pengukuran sehingga ketidakpastian menentukan mutu dari hasil pengukuran. Nilai ketidakpastian dapat diperoleh dengan cara mengkalibrasi alat ukur khususnya timbangan.
Webinar ini dimoderatori oleh Kukuh Prawita Satriaji, S.Si., M.Sc, staf dari Pusrisbang BSN mencatat lebih dari 90 peserta dari kalangan siswa, mahasiswa, guru dan dosen. Dalam menutup webinar, Kukuh menyampaikan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan generasi muda dalam mempelajari dan mendalami mengenai standardisasi, penilaian kesesuaian dan metrologi adalah dengan mengikuti e-learning SPK yang mana dapat diakses melalui https://elearning.bsn.go.id. (bpss)