Page 10 - 4.Kerangka kerja manajemen risiko
P. 10
lingkup (misalnya perubahan spesifikasi pekerjaan, pemantauan kinerja
dan proses manajemen) dan juga akan menyerap sebagian kapasitas
organisasi untuk perubahan. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam
konteks dari perubahan lain yang sedang dilakukan dan apakah hal
tersebut dapat terintegrasi.
Orang-orang yang akan dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan
sebaiknya dikonsultasikan, khususnya petugas dari setiap sekat
manajemen risiko dalam organisasi (misalnya kesehatan dan
keselamatan, manajemen keamanan), sehingga semua implikasi dari
perubahan dapat dipahami.
Mandat sebaiknya diartikulasikan dalam suatu pernyataan kebijakan
yang akan menunjukkan komitmen organisasi pada mandat tersebut.
Selain itu, agar mandat dan komitmen dapat efektif, manajemen puncak
dan badan pengawasan dari suatu entitas/organisasi sebaiknya
mengekspresikan secara jelas kepada para pemangku kepentingan
mengenai pendekatan pengelolaan risiko dan mendokumentasikan serta
mengkomunikasikan hal tersebut secara tepat. Mandat untuk
manajemen risiko biasanya melibatkan perubahan perilaku, budaya,
kebijakan, proses, dan kinerja yang diharapkan dalam pengelolaan risiko
di mana akan tercermin dalam kerangka kerja manajemen risiko. Mandat
dan komitmen mungkin berbentuk suatu pernyataan kebijakan singkat
yang dikomunikasikan secara luas. Pengembangan mandat tersebut akan
melibatkan keputusan mengenai tindakan yang diperlukan, serta
otorisasi untuk pelaksanaan mandat tersebut. Karena madat tersebut
akan memerlukan keterlibatan otoritas untuk membawa perubahan.
Selain itu, karena mandat dan komitmen adalah suatu bagian mendasar
dari kerangka kerja manajemen risiko, maka selain menjadi bagian dari
kerangka kerja manajemen dan tata kelola organisasi, sebaiknya juga
mencerminkan sebelas prinsip yang ditetapkan dalam SNI ISO 31000:
2011.
62 | Manajemen Risiko Berbasis SNI ISO 31000